Tadi pagi saat berangkat kuliah saya melihat pemandangan yang agak menyejukkan hati.
Seorang ibu yang sedang mengantar anaknya sekolah. Mungkin masih sekolah dasar. Si ibu memakai jilbab dan terlihat menggandeng tangan anaknya. Sayup-sayup saya mendengar;
"Nanti kalau kamu di sekolah pelajarannya ga kuat, ga usah dipaksain. Nanti biar ibu yang ajarin kamu dirumah"
Saya tidak bisa tidak menengok dua kali, benar-benar dialog yang jarang saya dengarkan. Beberapa waktu terakhir yang saya dengar cuma;
"Hih nilai kamu kok jelek sih? Emang kamu di sekolah ngapain ajaaaaaa?!"
Jadi serasa nonton sinetron. Ini saya dengar di Bandung beberapa waktu yang lalu.
Saya jadi ingat dulu waktu mama masih mengantar saya dan adik saya sekolah. Mungkin mama stress ya liat anaknya diantar sekolah setiap hari tapi nilai tidak pernah seindah anak-anak teman mama yang lain. Tapi gapapa kan ma? Anaknya satu masuk Taruna Nusantara dan satu lagi ITB (:
Rasanya hal itu belum lama terjadi, saya tidak menyangka waktu berjalan semudah itu tanpa istirahat sediktpun. Apa waktu ga capek ya jalan terus?
Saya masih ingat mama, papa, saya, dan adik saya pergi ke Jogja untuk menemani papa yang ada meeting. Kami pergi layaknya keluarga biasa yang berlibur dan sekarang kami ke Jogja untuk menjenguk Kevin yang sedang sekolah. Apa dulu mama sama papa pernah berpikir, saat kami berlibur ke Bandung, saya akan masuk ITB? Mungkin iya, tapi saya tidak pernah tahu.
Sering terharu kalau membayangkan apa yang pernah terjadi sebelum ini, saat saya masih kecil, saat masalah-masalah belum berkenalan dengan saya. Saat saya masih mengganggap semua hal adalah hal kecil dan belum perlu dipikirkan sampai meneteskan air mata cuma-cuma.
Saya menangis hanya saat mama memarahi saya.
Bahkan saya rindu ingin kembali pada masa itu, dimana saya hanya sayang pada mama, papa, nekcik, kevin, abucik, atau keluarga saya yang sering bercengkrama saat Lebaran tiba. Bukan sayang terhadap seseorang yang belum saya kenal seumur hidup saya. Bukan seseorang yang melihat saya menangis ketika saya tidak dibelikan boneka Barbie. Saya rindu suasana dimana airmata keluar saat saya sedih, bukan saat saya tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Kalau saja saya bisa, saya sudah mengakhiri ini dari detik pertama saya sadar bahwa saya merasa jatuh. Seperti saat masih kecil, membuang segala sesuatu yang saya anggap tidak baik untuk saya.
Kamu pasti tahu apa yang membuat saya masih membawakan kamu telkomflash saya esok pagi. Kamu masih berharga buat saya.
(Turning off the iTunes; Coldplay - Yellow)
Nuhun.
Tuesday, February 17, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment